PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher dan
Elmallah (1997, 18) adalah akuntansi untuk transaksi antar negara,
pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan
harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat
dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan
melakukan transaksi ekspor atau impor.
PERKEMBANGAN
Standar dan praktik akuntansi di
setiap Negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor
ekonomi, sejarah, kelembagaan dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya
perbedaan antarnegara. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi
nasional juga dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi Internasional adalah
akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi
antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam
bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus
berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini
karakteristik era ekonomi global:
1.
Bisnis Internasional
2.
Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi
global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu
produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
3.
Ketergantungan pada perdagangan internasional
Isu Akuntansi Bisnis Internasional
Paparan
pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai
hasil dari pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing.
Perdagangan international ini menimbulkan beberapa masalah yang unik. Pertama,
terdapat kemungkinan timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang
yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan barang, dan
pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata uang
memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss
dari kurs mata uang. Kemudian, sangat sulit untuk memperoleh informasi
kredit internasional dan mengevaluasi likuiditas dan solvensi perusahaan dari
laporan keuangannya terlebih dengan penggunaan bahasa dan/atau prinsip
akuntansi yang berbeda.
Meningkatnya
perdagangan antar negara, penting bagi perusahaan menciptakan divisi
internasional, dan juga mengembangkan keahlian akuntansi internasional. Pada
akhirnya, perusahaan berharap dapat meningkatkan modal di pasar asing.
Sehingga, perusahaan tersebut harus menyiapkan laporan keuangannya dengan cara
yang dapat diterima dan sesuai dengan perdagangan saham asing. Dalam banyak
kasus, laporan yang disiapkan sesuai dengan GAAP AS tidak dapat diterima dalam
pendaftaran dokumen perdagangan internasional, tetapi di lain kasus, seperti di
Kanada dan Jepang, prinsip-prinsip ini bisa diterima.
Perkembangan Sistem Akuntansi
Kebudayaan
suatu negara memperngaruhi tidak hanya praktek bisnis tetapi juga prosedur
akuntansinya. Hofstede mengemukakan definisi yang diterima luas tentang
kebudayaan sebagai “pemrograman pikiran yang kolektif yang membedakan satu
kategori orang dengan yang lainnya”. Dia kemudian mengkategorisasikan delapan
kebudayaan berbeda: Barat, Muslim, Jepang, Hindu, Konfusius, Slavia, Afrika,
dan Amerika Latin. Namun, klasifikasi praktek akuntansi berdasarkan kebudayaan
terlalu sederhana karena banyak negara memiliki lebih dari satu suku dan banyak
sistem akuntansi negara-negara tersebut yang dikembangkan selama hubungan dengan
penjajahan terdahulu.
Tingkat
perkembangan sistem akuntansi sebuah negara juga dipengaruhi oleh dampak
lingkungan seperti tingkat pendidikan secara keseluruhan, jenis sistem politik,
jenis sistem hukum, dan ukuran perkembangan ekonomi. Misalnya, perkembangan
standar akuntansi di Amerika Serikat dipengaruhi oleh Revolusi Industri dan
kebutuhan untuk memperoleh sumber modal pribadi. Sebagai hasilnya, informasi
akuntansi keuangan dibutuhkan untuk menyediakan informasi profitabilitas dan
pelayanan kepada investor dan kreditor. Di lain pihak, standar akuntansi di
Rusia tidak terlalu berkembang. Aslinya, ekonomi Rusia direncanakan secara
terpusat dan sebagai hasilnya, diperlukan standar akuntansi yang seragam.
Sebagai negara dengan ekonomi pasar yang sedang berkembang, Rusia menemukan
bahwa standar-standar akuntansi ini tidak lagi berguna, dan standar baru
sedang dikembangkan.
1. Tingkat Pendidikan
Terdapat
kecenderungan adanya korelasi langsung antara tingkat pendidikan yang dimiliki
penduduk suatu negara dengan perkembangan praktek pelaporan akuntansi keuangan
di negara tersebut. Karakteristik faktor-faktor lingkungan ini mencakup
a.
tingkat melek huruf di negara tersebut
b.
persentase populasi yang telah lulus sekolah dasar,
sekolah menengah, dan pendidikan
c.
orientasi sistem pendidikan (persiapan dunia
kerja, profesional, dan lain-lain); dan
d.
kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan ekonomi
dan sosial negara tersebut. Negara-negara dengan masyarakat yang terdidik
dengan lebih baik bisa diasosiasikan dengan sistem akuntansi keuangan yang
lebih maju.
2. Sistem Politik
Jenis sistem
politik (sosialis, demokrasi, totaliter, dan lain-lain) dapat mempengaruhi
perkembangan standar dan prosedur akuntansi. Sistem akuntansi di sebuah negara
dengan ekonomi terpusat akan berbeda dengan sistem akuntansi dengan ekonomi
berorientasi pasar. Sebagai contohnya, perusahaan-perusahaan di negara sosialis
akan diminta untuk menyediakan informasi mengenai dampak sosial dan analisis
manfaat—biaya di samping informasi tentang profitabilitas dan posisi keuangan.
3. Sistem Hukum
Ukuran di
mana hukum sebuah negara menetapkan praktek akuntansi dapat mempengaruhi
kekuatan profesi akuntansi negara tersebut. Ketika pemerintah memberlakukan
prosedur dan praktek akuntansi, otoritas profesi akuntansi biasanya bersifat
lemah. Kebalikannya, penetapan kebijakan akuntansi nonlegal oleh organisasi
profesional adalah karakteristik negara-negara dengan common law.
4. Perkembangan Ekonomi
Tingkat
perkembangan ekonomi suatu negara mempengaruhi baik perkembangan maupun
aplikasi praktek pelaporan keuangan. Negara-negara dengan tingkat perkembangan
ekonomi yang rendah relatif akan memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk
sistem akuntansi yang lebih rumit daripada negara dengan tingkat perkembangan
ekonomi yang tinggi.
Praktek Akuntansi Terkini
Klasifikasi
praktek akuntansi menjadi kelompok-kelompok sudah diusahakan sejak tahun 1960.
Skema pengelompokan awal dikembangkan oleh Gerhard
Mueller, yang mengklasifikasikan praktek akuntansi negara berdasarkan
dampak perbedaan lingkungan bisnis, adalah sebagai berikut.
1.
Amerika Serikat/ Kanada/ Belanda
2.
Persemakmuran Inggris (kecuali Kanada)
3.
Jerman/ Jepang
4.
Eropa Daratan (kecuali Jerman, Belanda, dan Skandinavia)
5.
Skandinavia
6.
Israel/ Meksiko
7.
Amerika Selatan
8.
Negara-negara berkembang di Timur Dekat dan Timur Jauh
9.
Afrika (kecuali Afrika Selatan)
10.
Komunis
Kemudian,
komite American Accounting Association menyatakan bahwa praktek
akuntansi di seluruh dunia dapat dikelompokkan menurut jangkauan pengaruhnya.
Komite ini mengindikasikan bahwa lima zona pengaruh tersebut adalah:
1.
Inggris
2.
Prancis-Spanyol-Portugis
3.
Jerman-Belanda
4.
Amerika Serikat
5.
Komunis
Perjanjian
terkini seperti EU, GATT, NAFTA, dan perubahan sistem ekonomi di Eropa Timur
telah memodifikasi jangkauan pengaruh dan menghasilkan pengelompokan berikut.
1. Amerika Serikat
Standar
akuntansi keuangan untuk kelompok ini sudah berkembang terutama di sektor privat,
dan hasilnya menjadi set standar akuntansi yang relatif bersifat membatasi.
Jangkauan pengaruh di Amerika Serikat meliputi Kanada, Meksiko, Venezuela, dan
Amerika Tengah. Perjanjian dalam NAFTA secara tidak terbantahkan akan
menghasilkan standardisasi prinsip akuntansi di antara negara-negara ini.
2. Inggris/ Belanda
Kelompok ini
hampir menyerupai kelompok AS; bagaimanapun juga, kelompok ini disifati oleh
standar akuntansi yang relatif sedikit restriktif. Di samping Inggris dan
Belanda, kelompok ini mencakup Irlandia, Israel, dan koloni lama Inggris di
India, Selandia Baru, dan Amerika Selatan.
3. Eropa Daratan/ Jepang
Perusahaan-perusahaan
dalam kelompok ini bergantung pada bank untuk menyuplai kebanyakan kebutuhan
modal mereka; Sebagai hasilnya, praktek akuntansi konservatif sudah berkembang.
Negara-negara dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Eropa Barat
dan Jepang.
4. Amerika Selatan
Kecuali
Brazil, negara-negara di kawasan ini memiliki bahasa dan warisan budaya yang
sama. Sebagai tambahan, pelaporan akuntansi dalam kelompok ini umumnya
memasukkan informasi sebagai dampak inflasi. Seluruh negara Amerika Selatan
kecuali Venezuela, yang mengikuti GAAP AS, termasuk dalam kelompok ini.
5. Negara-Negara Dunia Ketiga
Kelompok
negara-negara yang dianggap kecil ini berbagi kebutuhan untuk mengembangkan
standar akuntansi untuk ekonomi yang sedang berkembang. Banyak negara ini yang
dahulunya merupakan jajahan negara-negara Eropa dan sekarang sedang
mengembangkan standar akuntansi untuk memenuhi kebutuhan sitem ekonomi mereka.
Negara-negara yang tergolong dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara
Afrika (kecuali Afrika Selatan) dan negara-negara Timur Jauh.
6. Negara-Negara yang Mengalami Perubahan Ekonomi
Perubahan
besar dari politik di Eropa Timur pada tahun 1980-an berdampak pada kebutuhan
untuk mengembangkan standar dan praktek akuntansi yang berbeda untuk memenuhi
kebutuhan sistem ekonomi yang turut berubah. Negara-negara ini mengubah praktek
akuntansi mereka dari ekonomi terpusat menjadi ekonomi pasar. Mereka adalah
hampir seluruh negara Eropa Timur yang dulunya berada di bawah jangkauan
pengaruh Uni Soviet sebelum disintegrasi berdasarkan Pakta Warsawa.
7. Komunis
Negara-negara
komunis yang masih ada menggunakan sebuah sistem akuntansi yang didesain untuk
berperan dalam perencanaan sentral. Negara-negara dalam kelompok ini
adalahChina, Korea Utara dan Kuba.
Penyusunan Laporan Keuangan untuk Pengguna Asing
Sebuah
perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri
bisa memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:
a.
Laporan keuangan yang sama untuk semua pemakai laporan
keuangan (domestik dan luar negari).
b.
Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan
keuangan yang dikirimkan ke pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di
negara pemakai tersebut.
c.
Melakukan translasi atas laporan keuangan yang
dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan
di negara pemakai laporan tersebut.
d.
Mempersiapkan 2 laporan keuangan yang berbeda bahasa
dan mata uangnya.
e.
Menyiapkan Laporan keuangan berbasis prinsip-prinsip
akuntansi yang disetujui kalangan dunia luas.
Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC)
Penyusunan
laporan keuangan untuk pengguna di negara lain dengan menggunakan lima opsi
yang tersebut di atas semakin giat menyarankan pelaporan keuangan antarnegara.
Komite Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards
Committee/IASC) dibentuk pada tahun 1973 untuk mengembangkan standar
akuntansi yang diterima secara luas di dunia. IASC adalah badan sektor privat
independen, yang tujuannya adalah untuk mencapai keseragaman prinsip akuntansi
yang digunakan dalam pelaporan keuangan yang diterima masyarakat dunia. Anggota
asli Dewan IASC adalah badan-badan akuntansi dari sembilan negara: Australia,
Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman
Barat. Sejak 1983, angota-anggota IASC memasukkan seluruh badan akuntansi
profesional yang menjadi anggota Federasi Akuntan Internasional. Badan ini
terdiri dari 134 organisasi pendukung di 104 negara. Kebanyakan organisasi ini
adalah asosiasi profesional akuntan publik yang berlisensi; Sebagai hasilnya,
keanggotaan IASC meliputi jangkauan organisasi yang lebih sempit daripada FASB.
IASC Agreement
and Constitution memberikan otoritas untuk menyebarluaskan standar-standar
untuk penyampaian laporan keuangan yang diaudit oleh anggota dari organisasi
tersebut. Konstitusi IASC juga membentuk peraturan untuk menyebarluaskan
penerimaan seluruh dunia terhadap standar-standar IASC. Persyaratan ini muncul
karena banyak negara tidak mempunyai program untuk mengembangkan standar
akuntansi dan karena terdapat kebutuhan untuk menyesuaikan perbedaan di antara
standar tiap-tiap negara. Banyak pengamat menetapkan penyesuaian yang
diharapkan karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan keandalan laporan
keuangan asing. Pembuatan keputusan yang telah dikembangkan akan terjadi karena
tidak akan terlalu penting lagi untuk menerjemahkan laporan keuangan asing dan
karena perbandingan yang akan dikembangkan.
Walaupun
banyak perbedaan praktek pelaporan keuangan dunia bisa dijelaskan oleh
perbedaan lingkungan antarnegara, beberapa perbedaan tidak demikian. IASC
berupaya untuk menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dijelaskan oleh
perbedaan lingkungan. Tujuan IASC adalah untuk memformulasikan dan mengumumkan
standar-standar akuntansi dan untuk mempromosikan penerimaan dan pengamatan
yang diterima luas. Anggota IASC setuju untuk mendukung standar-standar
tersebut dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk meyakinkan bahwa
laporan keuangan yang dipublikasikan sesuai dengan standar tersebut, untuk
memastikan auditor menegakkan standar tersebut, dan untuk melakukan pendekatan
dengan pemerintah, bursa saham, dan badan-badan lain untuk mendukung standar
tersebut.
Tujuan asli
IASC adalah untuk menghindari detail kompleks dan berkonsentrasi pada standar
dasar. Proses penyusunan standar IASC sama dengan yang diikuti oleh FASB dan
mencakup enam tahap berikut:
a.
Dewan menyiapkan Steering Committee
b.
Steering committee mengidentifikasi dan meriview isu
akuntansi yang terkait dengan topik yang akan dibuatkan standarnya.
Menghasilkan “point outline”
c.
Komentar dewan atas point outline dan direviu kembali
oleh Steering Committee menghasilkan “Draft Statement of Principles”
d.
Steering Committee mereviu komentar atas draft dan
menyiapkan “Final Statement of Principles”
e.
Steering Committee membuat draft Exposure Draft dan
meminta persetujuan dewan untuk dipublikasikan sebagai Exposure Draft
f.
Steering Committee meriviu komentar selama 6 bulan and
menyiapkan dan mempublikasikan International Accounting Standard setelah
disetujui ¾ dewan.
Sangat
kontras dengan standar yang dikeluarkan oleh FASB, Standar Akuntansi
Internasional (IASs) kadang-kadang mengizinkan dua perlakuan akuntansi untuk
kejadian dan transaksi akuntansi. Dalam beberapa kasus, perlakuan yang lebih
disukai diistilahkan sebagai perlakuan benchmark/standar, sementara yang
lain disebut sebagai perlakuan alternatif. Aslinya, IASC tidak menjelaskan
perbedaan di antara dua jenis perlakuan ini; meskipun demikian, pada Desember
1995 dikeluarkanlah IASC Insight, yang penjelasannya sebagai berikut.
“Dewan telah
memutuskan bahwa seharusnya digunakan istilah BENCHMARK (standar) daripada PREFERRED
(lebih disukai) [yang diajukan dalam IAS No 32, p.2] dalam beberapa kasus di
mana hal ini berlanjut pada pembolehan pilihan perlakuan akuntansi untuk
kejadian dan transaksi. Istilah BENCHMARK merefleksikan tujuan Dewan untuk
mengidentifikasikan titik referensi ketika membuat pilihan di antara
alternatif-alternatif tersebut.”
Walaupun
penjelasan ini mengimplikasikan bahwa IASC bermaksud mengurangi pilihan-pilihan
yang tersedia dalam standar, mengeliminasi perlakuan alternatif akan mengurangi
tingkat komparasi dengan GAAP AS, dalam kasus ini misalnya ketika
perlakuan alternatif tersebut lebih mirip dengan GAAP AS.
Perbedaan
tambahan dalam penyusunan standar oleh IASC yaitu tidak diterbitkannya
implementasi atas standar yang mereka susun, dan IASC melarang stafnya
memberikan pemaknaan dari standar tersebut karena keterbatasan sumber daya.
IASC telah dikritik atas hal tersebut, dan menyarankan regulator dan badan
profesi untuk membuat prosedur dalam penginterpretasian standar untuk
memudahkan harmonisasi. IASC menetapkan sistem dalam penerbitann interpretasi
dengan mempelajari:
a.
Lingkup prosedur dari interpretasi (tingkat
emergensinya)
b.
Sifat dari badan yang membuat interpretasi (apakah
badan atau komite)
c.
Proses dari penerbitan interpretasi mencakup pertanyaan:
apakah atas isu yang beredar benar membutuhkan interpretasi? Apakah
interpretasi membutuhkan persetujuan IASC? Dan apakah interpretasi itu harus
retroactive?
Kemudian
dibentuklah Standing Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 12
anggota dari beberapa negara, yang sampai saat ini telah menghasilkan lebih
dari 20 interpretasi.
Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
Standar
akuntansi internasional digunakan dalam berbagai cara. IASC memperhatikan bahwa
standar-standarnya digunakan:
a.
Sebagai persyaratan nasional
b.
Sebagai dasar dari sebagian atau seluruh persyaratan
nasional
c.
Sebagai benchmark bagi negara-negara yang
menetapkan sendiri persyaratan nasionalnya
d.
Digunakan oleh pihak yang berwenang untuk mengatur
perusahaan domestik dan perusahaan asing
e.
Digunakan oleh perusahaan-perusahaan itu sendiri
Sebagai
tambahan, International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
menginginkan IASB menyediakan IAS yang dapat digunakan dalam penawaran
sekuritas multinasional. Baru-baru ini, beberapa bursa saham di beberapa negara
mensyaratkan atau memperbolehkan perusahaan yang mengeluarkan saham untuk
menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan IAS.
IASC tidak
mempunyai kekuasaan memaksa dan harus berlandaskan pada ‘usaha terbaik’ dari
anggota-anggotanya. Bagaimanapun juga, pengaruh badan-badan akuntansi
profesional dalam pembentukan peraturan akuntansi bervariasi dari negara yang
satu ke negara yang lain. Di beberapa negara, seperti Prancis dan Jerman,
kekuatan dan detil hukum perusahaan memberikan ruang bagi pengaruh badan-badan
akuntansi. Di negara lain, seperti Inggris, Kanada, dan Australia, standar
akuntansi diatur oleh badan profesional yang dimiliki IASC. Di AS, dua badan
yang secara langsung berkonsentrasi pada pengaturan standar, yaitu FASB dan
SEC, bukanlah anggota IASC.
Perjanjian
dan tindakan IASC tidak mengakomodasi perbedaan nasional. Oleh karena itu,
setiap negara memiliki kelompok pengguna informasi keuangan sendiri (pemilik,
kreditor, debitor, pegawai, pemerintah, dan lain-lain), semua yang beroperasi
di dalam lingkungan budaya, sosial, hukum, politik, dan ekonomi.
Pengguna-pengguna tersebut juga mungkin memiliki kepentingan yang relatif
berbeda dari negara ke negara, menciptakan variasi peran akuntansi keuangan
dari negara ke negara.
IASC
mengeluarkan 41 standar dan IASB telah mengeluarkan 8 IFRS yang mencakup
isu-isu seperti pengungkapan kebijakan akuntansi, laporan arus kas, depresiasi,
informasi yang harus di ungkapkan, informasi perubahan posisi keuangan,
unsusual item, prior period items dan perubahan kebijakan akuntansi, penelitian
dan pengembangan, pajak atas income, foreign exchange, kombinasi bisnis, dan
pengungkapan pihak-pihak yang terkait.
Pengaturan Standar Akuntansi Internasional:Sebuah Visi
untuk Masa Depan
Pada tahun
1998, FASB mengeluarkan laporan berjudul International Accounting Standard
Setting: A Vision for the Future. Pengantar laporan ini mencatat bahwa
evolusi dari masyarakat secara globaldisertai dengan banyak implikasi bahwa di
masa lalutelah dipertimbangkan area otoritas nasional atau tanggung jawab.
Laporan keuangan dan penetapan standar berada di antara implikasi. Laporan
tersebut selanjutnyamembahas bagaimana peran FASB ini dapat terus berkembang
dan bagaimana struktur dan prosesnya dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai
responterhadap kebutuhan dalam perubahan lingkungan internasional dalam konteks
tujuan FASB tersebut. Termasuk dalam laporan ini adalah (1) diskusi tentang
tujuan FASB dantujuanyang terkait, (2) visi FASB mengenai sistem akuntansi
internasionalmasa depan, (3) pembahasan tentang karakteristik dari standar
akuntansi yang berkualitas tinggi, dan (4) diskusi tentang fluktuasi minimum
dan karakteristik dari kualitas pembentuk standar akuntansi internasional.
FASB
menggambarkan standar internasional sebagai satu set standar akuntansiyang
diakui secara internasional yang dapat diterima melalui, misalnya, dukungan
dari otoritas pasar modal yang relevan dari tiap negaradan melalui penerimaan
oleh pengguna laporan keuangan. FASB telah menyimpulkan bahwa apa pun fungsi
utama dari standar internasional, penggunaannya akan mempengaruhi pelaporan
keuangan di Amerika Serikat, dan, oleh karena itu,FASB harus berpartisipasi
dalam proses yang mengarah pada perkembangan mereka. Partisipasi FASB yang
berarti dalam pengembangan standar internasional diperlukan untuk memastikan
bahwa standar internasional masa depan memiliki kualitas yang cukup untuk dapat
diterima di Amerika Serikat. Selain itu,FASB percaya bahwa, untuk jangka
panjang, jika sistem akuntansi internasional masa depan akan berhasil dan,
akhirnya, mengakibatkan penggunaan dari satu set standar akuntansi berkualitas
tinggidi seluruh dunia baik untuk domestik maupun pelaporan keuangan antar
negara, pendirian pembuatstandar akuntansi internasional yang berkualitas untuk
mengkoordinasikan dan mengarahkan proses adalah kuncinya.
Untuk tujuan
ini, FASB telah menetapkan dua tujuan terkait:
1.
Untuk memastikan bahwa standar akuntansi internasional
berada dalamkualitas tertinggi, laporan keuangan berkualitas tinggi adalah
laporan keuangan yang menyediakaninformasi yang berguna bagi investor luar,
kreditur, dan pengguna lainnya yang membuatkeputusan yang sama tentang alokasi
sumber daya dalam perekonomian. FASB telah melakukan konsensus bahwa satu set standar
internasional berkualitas tinggi diinginkan karena penggunaannya akan
meningkatkan komparabilitas internasional; mengurangi biaya kepada pengguna
laporan keuangan, pembuatnya, auditor,dan pengguna lainnya, dan, akhirnya,
mengoptimalkan efisiensi pasar modal.
2.
Untuk mempercepat konvergensi standar akuntansi yang
digunakan di negara-negara yang berbeda. Konvergensi adalah sebuah tujuan dan
proses. FASBmenjelaskan tujuan darikonvergensi sebagai pembuat standar yang
berbeda sampaipada standar nasional atau internasional berkualitas tinggi pada
topik yang sama semirip mungkin.
FASB percaya
bahwa mengorbankan kualitas untuk konvergensi atau fokus pada konsensus dan
bukan pada solusi terbaik dalam situasinya akan merugikan konsumen laporan
keuangan, yaitupengguna laporan keuangan, dan merongrong kredibilitas dan
efisiensidunia pasar modal. Meskipun sulit untuk mendefinisikan “kualitas
tinggi,”FASB percaya bahwa sejumlah atribut standar akuntansi berkualitas
tinggi dapat diidentifikasi. Satu set lengkap akuntansi yang tidak bias
berisistandar yang membutuhkan informasi relevan, dapat dipercaya yang berguna
bagi investor luar, kreditur, dan lain-lain yang membuat keputusan serupa akan
membentuk satu set standar akuntansi berkualitas tinggi. Setiap standar akuntansi
ini harus:
1.
Konsisten dengan panduan yang diberikan oleh kerangka
konseptual yang mendasari.
2.
Menghindari atau meminimalkan prosedur akuntansi
alternatif, eksplisit atau implisit,karena komparatif dan konsistensi
meningkatkan kegunaan informasi.
3.
Jelas dan dipahami sehingga standar dapat dimengerti
oleh pembuat dan auditor yang harus menerapkan standar, olehotoritas yang harus
menegakkan standar, dan oleh pengguna yang harus berurusandengan informasi yang
dihasilkan oleh standar.
4.
Mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikansecara
ketat agar peristiwa dan transaksi yang samadiperlakukan sama di seluruh
periode waktudan di antara perusahaan.
Secara
keseluruhan, laporan keuangan di bawah standar tersebut harus menghasilkan
informasi yang transparan. Informasi yang transparan yaitu cukup dalam isi
danmudah dipahami sehingga dapat memberikan dasar yang berarti bagi pengambilan
keputusan ekonomioleh pengguna laporan keuangan. Informasi yang transparan
tidak memberikan informasi tidak jelas (obscure information) yang
relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dalam konteks tersebut, satu set
standar akuntansi berkualitas tinggi akan menghasilkan informasi akuntansiyang
tidak relevan. Informasi yang relevan mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan dengan membantu pengguna untuk membentukpenilaian tentang
hasilperistiwa masa lalu, sekarang dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi
atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya.Informasi tersebut juga harus dapat
diandalkan, netral, sebanding, dan konsistenseperti yang didefinisikan oleh
FASB.
a.
Reliable: Informasi yang dapat dipercaya (reliable)
mewakilidengan tepat tujuan apa yang ingin disampaikan, dan bahwa kualitas
keyakinan representasional dapat diverifikasi menggunakan ukuran independen.
b.
Netral: Informasi yang netral tidak
bias terhadap hasil yang telah ditentukan.
c.
Komparabel: Informasi yang komparabel dapat
dibandingkandengan informasi serupa tentang perusahaan lain. Informasi dapat
dibandingkan jika transaksi dan peristiwa yang sama diperlakukan sama, dan
peristiwa dan transaksi yang berbedadicatat secara berbeda pula.
d.
Konsisten: Informasi yang konsisiten dapat
dibandingkan denganinformasi yang sama tentang perusahaan yang sama untuk
beberapa periode atau beberapatitik waktulain.
IFRS di Amerika Serikat
Selama tahun
2007-2009, SEC telah mengambil beberapa langkah untuk mengakui IFRS sebagai
satu set standar pelaporan keuanganberkualitas tinggi. Langkah-langkah ini
termasuk penghapusan rekonsiliasi dengan GAAP AS oleh penerbit swasta asing
yang menggunakan IFRS dan penerbitan sebuah “roadmap” yang diusulkan
untuk penggunaan IFRS oleh pendaftar domestik AS. Selain itu, SEC telah
mendukung upaya konvergensi dari Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB.
Pada bulan
November 2007, SEC memilih untuk memungkinkan emiten swasta asing untuk
menggunakan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan mereka tanpa
merekonsiliasikannyadengan GAAP AS. Aturan ini berlaku efektif pada tanggal 4
Maret 2008, untuk tahun fiskal yang berakhir setelah November 15, 2007. Oleh
karena itu, kalender-akhir tahun emiten swasta asing tidak harus membuat
rekonsiliasi pada laporan keuangan tahun 2007 mereka. SEC menyatakan bahwa,
dengan satu pengecualian, laporan keuangan sebuah emiten swasta asing
sepenuhnya harus mematuhi versi IASB dari IFRS.
Pada tanggal
14 November 2008, SEC mengeluarkan “roadmap” IFRS,sebuah tonggak
menguraikan bahwa, jika tercapai, dapat menyebabkan transisi wajib untuk IFRS
dimulai pada tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah 15 Desember 2014. Roadmap
ini juga berisi usulan perubahan aturan yang akan memberikan emiten AS tertentu
pilihan awal untuk menggunakan IFRS dalam laporan keuangan untuk tahun fiskal
yang berakhir pada atau setelah tanggal 15 Desember 2009. Surat komentar yang
diterima dariproposal roadmap umumnya mendukung tujuan SEC mengenai
satuset standar akuntansiberkualitas tinggi yang diterima secara luas, namun,
terdapat pandangan berbeda tentang cara untuk mencapai tujuan ini. Beberapa
responden percaya bahwa penekanan lanjutan pada konvergensi adalah tindakan terbaik,
sementara yang lain telah meminta agarSEC menyediakan tanggal tertentu untuk
mengadopsi IFRS.
Pada tanggal
11 September 2008, FASB dan IASB mengeluarkan perbaruannota kesepahaman (MOU)
yang menggambarkan prioritas dan tonggak terkait dengan penyelesaian proyek
besar bersama mereka pada tahun 2011. Meskipun kemajuan yang cukup besar dalam
konvergensi dari dua set standar sejak awal MOU dikeluarkan pada tahun 2006,
kemajuan dewan pada banyak proyek-proyek besar telah dibatasi karena perbedaan
pandangan tentang :
1.
Ukuran agenda dan ruang lingkup proyek
2.
Pendekatan yang paling sesuai, dan
3.
Apakah dan bagaimana isu-isu serupa dalam proyek aktif
harus diselesaikan secara konsisten.
Pada
pertemuan mereka di Pittsburgh pada September 2009, pemimpin negara G20 menyerukan
“badan akuntansi internasional untuk kembali melipatgandakan usaha mereka untuk
mencapai satu set berkualitas tinggi, standar akuntansi global dalam konteks
penetapan standar-proses independenmereka, dan menyelesaikan proyek konvergensi
mereka pada Juni 2011.”Menanggapi para pemimpin G20., FASB dan IASB menegaskan
kembali komitmen mereka untuk meningkatkan standar masing-masing dan mencapai
konvergensi.(dikutip dari: SEC Comment Letters on Foreign Private Issuers Using
IFRSs, December 2009)
IFRS di Indonesia
Indonesia,
sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsiIFRS.
Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuhIFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional
serta dapat meningkatkanarus investasi.
Proses
konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1.
Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2.
Tahap persiapan (Tahun 2011)
3.
Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap
konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
penyesuaianstandar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian
terhadap aturan perpajakan,kesiapan sumber daya manusia yang belum matang,
serta masalah keberadaan lembaga standarakuntansi Indonesia yang belum
independen.
Sumber :
SEC Comment
Letters on Foreign Private Issuers Using IFRSs, December 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar