Rabu, 15 Maret 2017

TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL



Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997, 18) adalah akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.

PERKEMBANGAN
Standar dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antarnegara. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini karakteristik era ekonomi global:
1.    Bisnis Internasional
2.    Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi   Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
3.    Ketergantungan pada perdagangan internasional
 
Isu Akuntansi Bisnis Internasional
Paparan pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai hasil dari pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing. Perdagangan international ini menimbulkan beberapa masalah yang unik. Pertama, terdapat kemungkinan timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan barang, dan pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata uang memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang. Kemudian, sangat sulit untuk memperoleh informasi kredit internasional dan mengevaluasi likuiditas dan solvensi perusahaan dari laporan keuangannya terlebih dengan penggunaan bahasa dan/atau prinsip akuntansi yang berbeda.
Meningkatnya perdagangan antar negara, penting bagi perusahaan menciptakan divisi internasional, dan juga mengembangkan keahlian akuntansi internasional. Pada akhirnya, perusahaan berharap dapat meningkatkan modal di pasar asing. Sehingga, perusahaan tersebut harus menyiapkan laporan keuangannya dengan cara yang dapat diterima dan sesuai dengan perdagangan saham asing. Dalam banyak kasus, laporan yang disiapkan sesuai dengan GAAP AS tidak dapat diterima dalam pendaftaran dokumen perdagangan internasional, tetapi di lain kasus, seperti di Kanada dan Jepang, prinsip-prinsip ini bisa diterima.

Perkembangan Sistem Akuntansi
Kebudayaan suatu negara memperngaruhi tidak hanya praktek bisnis tetapi juga prosedur akuntansinya. Hofstede mengemukakan definisi yang diterima luas tentang kebudayaan sebagai “pemrograman pikiran yang kolektif yang membedakan satu kategori orang dengan yang lainnya”. Dia kemudian mengkategorisasikan delapan kebudayaan berbeda: Barat, Muslim, Jepang, Hindu, Konfusius, Slavia, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, klasifikasi praktek akuntansi berdasarkan kebudayaan terlalu sederhana karena banyak negara memiliki lebih dari satu suku dan banyak sistem akuntansi negara-negara tersebut yang dikembangkan selama hubungan dengan penjajahan terdahulu.
Tingkat perkembangan sistem akuntansi sebuah negara juga dipengaruhi oleh dampak lingkungan seperti tingkat pendidikan secara keseluruhan, jenis sistem politik, jenis sistem hukum, dan ukuran perkembangan ekonomi. Misalnya, perkembangan  standar akuntansi di Amerika Serikat dipengaruhi oleh Revolusi Industri dan kebutuhan untuk memperoleh sumber modal pribadi. Sebagai hasilnya, informasi akuntansi keuangan dibutuhkan untuk menyediakan informasi profitabilitas dan pelayanan kepada investor dan kreditor. Di lain pihak, standar akuntansi di Rusia tidak terlalu berkembang. Aslinya, ekonomi Rusia direncanakan secara terpusat dan sebagai hasilnya, diperlukan standar akuntansi yang seragam. Sebagai negara dengan ekonomi pasar yang sedang berkembang, Rusia menemukan bahwa standar-standar akuntansi ini tidak lagi berguna, dan standar baru  sedang dikembangkan.
1.    Tingkat Pendidikan
Terdapat kecenderungan adanya korelasi langsung antara tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk suatu negara dengan perkembangan praktek pelaporan akuntansi keuangan di negara tersebut. Karakteristik faktor-faktor lingkungan ini mencakup
a.    tingkat melek huruf  di negara tersebut
b.    persentase populasi yang telah lulus sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan
c.    orientasi  sistem pendidikan (persiapan dunia kerja, profesional, dan lain-lain); dan
d.   kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan ekonomi dan sosial negara tersebut. Negara-negara dengan masyarakat yang terdidik dengan lebih baik bisa diasosiasikan dengan sistem akuntansi keuangan yang lebih maju.
2.    Sistem Politik
Jenis sistem politik (sosialis, demokrasi, totaliter, dan lain-lain) dapat mempengaruhi perkembangan standar dan prosedur akuntansi. Sistem akuntansi di sebuah negara dengan ekonomi terpusat akan berbeda dengan sistem akuntansi dengan ekonomi berorientasi pasar. Sebagai contohnya, perusahaan-perusahaan di negara sosialis akan diminta untuk menyediakan informasi mengenai dampak sosial dan analisis manfaat—biaya di samping informasi tentang profitabilitas dan posisi keuangan.
3.    Sistem Hukum
Ukuran di mana hukum sebuah negara menetapkan praktek akuntansi dapat mempengaruhi kekuatan profesi akuntansi negara tersebut. Ketika pemerintah memberlakukan prosedur dan praktek akuntansi, otoritas profesi akuntansi biasanya bersifat lemah. Kebalikannya, penetapan kebijakan akuntansi nonlegal oleh organisasi profesional adalah karakteristik negara-negara dengan common law.
4.    Perkembangan Ekonomi
Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara mempengaruhi baik perkembangan maupun aplikasi praktek pelaporan keuangan. Negara-negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang rendah relatif akan memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk sistem akuntansi yang lebih rumit daripada negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi.

Praktek Akuntansi Terkini
Klasifikasi praktek akuntansi menjadi kelompok-kelompok sudah diusahakan sejak tahun 1960. Skema pengelompokan awal dikembangkan oleh Gerhard Mueller, yang mengklasifikasikan praktek akuntansi negara berdasarkan dampak perbedaan lingkungan bisnis, adalah sebagai berikut.
1.        Amerika Serikat/ Kanada/ Belanda
2.        Persemakmuran Inggris (kecuali Kanada)
3.        Jerman/ Jepang
4.        Eropa Daratan (kecuali Jerman, Belanda, dan Skandinavia)
5.        Skandinavia
6.        Israel/ Meksiko
7.        Amerika Selatan
8.        Negara-negara berkembang di Timur Dekat dan Timur Jauh
9.        Afrika (kecuali Afrika Selatan)
10.    Komunis
Kemudian, komite American Accounting Association menyatakan bahwa praktek akuntansi di seluruh dunia dapat dikelompokkan menurut jangkauan pengaruhnya. Komite ini mengindikasikan bahwa lima zona pengaruh tersebut adalah:
1.    Inggris
2.    Prancis-Spanyol-Portugis
3.    Jerman-Belanda
4.    Amerika Serikat
5.    Komunis

Perjanjian terkini seperti EU, GATT, NAFTA, dan perubahan sistem ekonomi di Eropa Timur telah memodifikasi jangkauan pengaruh dan menghasilkan pengelompokan berikut.
1.    Amerika Serikat
Standar akuntansi keuangan untuk kelompok ini sudah berkembang terutama di sektor privat, dan hasilnya menjadi set standar akuntansi yang relatif bersifat membatasi. Jangkauan pengaruh di Amerika Serikat meliputi Kanada, Meksiko, Venezuela, dan Amerika Tengah. Perjanjian dalam NAFTA secara tidak terbantahkan akan menghasilkan standardisasi prinsip akuntansi di antara negara-negara ini.
2.    Inggris/ Belanda
Kelompok ini hampir menyerupai kelompok AS; bagaimanapun juga, kelompok ini disifati oleh standar akuntansi yang relatif sedikit restriktif. Di  samping Inggris dan Belanda, kelompok ini mencakup Irlandia, Israel, dan koloni lama Inggris di India, Selandia Baru, dan Amerika Selatan.
3.    Eropa Daratan/ Jepang
Perusahaan-perusahaan dalam kelompok ini bergantung pada bank untuk menyuplai kebanyakan kebutuhan modal mereka; Sebagai hasilnya, praktek akuntansi konservatif sudah berkembang. Negara-negara dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Eropa Barat dan Jepang.
4.    Amerika Selatan
Kecuali Brazil, negara-negara di kawasan ini memiliki bahasa dan warisan budaya yang sama. Sebagai tambahan, pelaporan akuntansi dalam kelompok ini umumnya memasukkan informasi sebagai dampak inflasi. Seluruh negara Amerika Selatan kecuali Venezuela, yang mengikuti GAAP AS, termasuk dalam kelompok ini.
5.    Negara-Negara Dunia Ketiga
Kelompok negara-negara yang dianggap kecil ini berbagi kebutuhan untuk mengembangkan standar akuntansi untuk ekonomi yang sedang berkembang. Banyak negara ini yang dahulunya merupakan jajahan negara-negara Eropa dan sekarang sedang mengembangkan standar akuntansi untuk memenuhi kebutuhan sitem ekonomi mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Afrika (kecuali Afrika Selatan) dan negara-negara Timur Jauh.
6.    Negara-Negara yang Mengalami Perubahan Ekonomi
Perubahan besar dari politik di Eropa Timur pada tahun 1980-an berdampak pada kebutuhan untuk mengembangkan standar dan praktek akuntansi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan sistem ekonomi yang turut berubah. Negara-negara ini mengubah praktek akuntansi mereka dari ekonomi terpusat menjadi ekonomi pasar. Mereka adalah hampir seluruh negara Eropa Timur yang dulunya berada di bawah jangkauan pengaruh Uni Soviet sebelum disintegrasi berdasarkan Pakta Warsawa.
7.    Komunis
Negara-negara komunis yang masih ada menggunakan sebuah sistem akuntansi yang didesain untuk berperan dalam perencanaan sentral. Negara-negara dalam kelompok ini adalahChina, Korea Utara dan Kuba.

Penyusunan Laporan Keuangan untuk Pengguna Asing
Sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:
a.    Laporan keuangan yang sama untuk semua pemakai laporan keuangan (domestik dan luar negari).
b.    Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.
c.    Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.
d.   Mempersiapkan 2 laporan keuangan yang berbeda bahasa dan mata uangnya.
e.    Menyiapkan Laporan keuangan berbasis prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui kalangan dunia luas.

Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC)
Penyusunan laporan keuangan untuk pengguna di negara lain dengan menggunakan lima opsi yang tersebut di atas semakin giat menyarankan pelaporan keuangan antarnegara. Komite Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Committee/IASC) dibentuk pada tahun 1973 untuk mengembangkan standar akuntansi yang diterima secara luas di dunia. IASC adalah badan sektor privat independen, yang tujuannya adalah untuk mencapai keseragaman prinsip akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan yang diterima masyarakat dunia. Anggota asli Dewan IASC adalah badan-badan akuntansi dari sembilan negara: Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman Barat. Sejak 1983, angota-anggota IASC memasukkan  seluruh badan akuntansi profesional yang menjadi anggota Federasi Akuntan Internasional. Badan ini terdiri dari 134 organisasi pendukung di 104 negara. Kebanyakan organisasi ini adalah asosiasi profesional akuntan publik yang berlisensi; Sebagai hasilnya, keanggotaan IASC meliputi jangkauan organisasi yang lebih sempit daripada FASB.
IASC Agreement and Constitution memberikan otoritas untuk menyebarluaskan standar-standar untuk penyampaian laporan keuangan yang diaudit oleh anggota dari organisasi tersebut. Konstitusi IASC juga membentuk peraturan untuk menyebarluaskan penerimaan seluruh dunia terhadap standar-standar IASC. Persyaratan ini muncul karena banyak negara tidak mempunyai program untuk mengembangkan standar akuntansi dan karena terdapat kebutuhan untuk menyesuaikan perbedaan di antara standar tiap-tiap negara. Banyak pengamat menetapkan penyesuaian yang diharapkan karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan asing. Pembuatan keputusan yang telah dikembangkan akan terjadi karena tidak akan terlalu penting lagi untuk menerjemahkan laporan keuangan asing dan karena perbandingan yang akan dikembangkan.
Walaupun banyak perbedaan praktek pelaporan keuangan dunia bisa dijelaskan oleh perbedaan lingkungan antarnegara, beberapa perbedaan tidak demikian. IASC berupaya untuk menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan lingkungan. Tujuan IASC adalah untuk memformulasikan dan mengumumkan standar-standar akuntansi dan untuk mempromosikan penerimaan dan pengamatan yang diterima luas. Anggota IASC setuju untuk mendukung standar-standar tersebut dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan yang dipublikasikan sesuai dengan standar tersebut, untuk memastikan auditor menegakkan standar tersebut, dan untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah, bursa saham, dan badan-badan lain untuk mendukung standar tersebut.
Tujuan asli IASC adalah untuk menghindari detail kompleks dan berkonsentrasi pada standar dasar. Proses penyusunan standar IASC sama dengan yang diikuti oleh FASB dan mencakup enam tahap berikut:
a.    Dewan menyiapkan Steering Committee
b.    Steering committee mengidentifikasi dan meriview isu akuntansi yang terkait dengan topik yang akan dibuatkan standarnya. Menghasilkan “point outline”
c.    Komentar dewan atas point outline dan direviu kembali oleh Steering Committee menghasilkan “Draft Statement of Principles”
d.   Steering Committee mereviu komentar atas draft dan menyiapkan “Final Statement of Principles”
e.    Steering Committee membuat draft Exposure Draft dan meminta persetujuan dewan untuk dipublikasikan sebagai Exposure Draft
f.     Steering Committee meriviu komentar selama 6 bulan and menyiapkan dan mempublikasikan International Accounting Standard setelah disetujui ¾ dewan.
Sangat kontras dengan standar yang dikeluarkan oleh FASB, Standar Akuntansi Internasional (IASs) kadang-kadang mengizinkan dua perlakuan akuntansi untuk kejadian dan transaksi akuntansi. Dalam beberapa kasus, perlakuan yang lebih disukai diistilahkan sebagai perlakuan benchmark/standar, sementara yang lain disebut sebagai perlakuan alternatif. Aslinya, IASC tidak menjelaskan perbedaan di antara dua jenis perlakuan ini; meskipun demikian, pada Desember 1995 dikeluarkanlah IASC Insight, yang penjelasannya sebagai berikut.
“Dewan telah memutuskan bahwa seharusnya digunakan istilah BENCHMARK (standar) daripada PREFERRED (lebih disukai) [yang diajukan dalam IAS No 32, p.2] dalam beberapa kasus di mana hal ini berlanjut pada pembolehan pilihan perlakuan akuntansi untuk kejadian dan transaksi. Istilah BENCHMARK merefleksikan tujuan Dewan untuk mengidentifikasikan titik referensi ketika membuat pilihan di antara alternatif-alternatif tersebut.”
Walaupun penjelasan ini mengimplikasikan bahwa IASC bermaksud mengurangi pilihan-pilihan yang tersedia dalam standar, mengeliminasi perlakuan alternatif akan mengurangi tingkat komparasi dengan GAAP  AS, dalam kasus ini misalnya ketika perlakuan alternatif tersebut lebih mirip dengan GAAP AS.
Perbedaan tambahan dalam penyusunan standar oleh IASC yaitu tidak diterbitkannya implementasi atas standar yang mereka susun, dan IASC melarang stafnya memberikan pemaknaan dari standar tersebut karena keterbatasan sumber daya. IASC telah dikritik atas hal tersebut, dan menyarankan regulator dan badan profesi untuk membuat prosedur dalam penginterpretasian standar untuk memudahkan harmonisasi. IASC menetapkan sistem dalam penerbitann interpretasi dengan mempelajari:
a.    Lingkup prosedur dari interpretasi (tingkat emergensinya)
b.    Sifat dari badan yang membuat interpretasi (apakah badan atau komite)
c.    Proses dari penerbitan interpretasi mencakup pertanyaan: apakah atas isu yang beredar benar membutuhkan interpretasi? Apakah interpretasi membutuhkan persetujuan IASC? Dan apakah interpretasi itu harus retroactive?
Kemudian dibentuklah Standing Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 12 anggota dari beberapa negara, yang sampai saat ini telah menghasilkan lebih dari 20 interpretasi.


Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan dalam berbagai cara. IASC memperhatikan bahwa standar-standarnya digunakan:
a.    Sebagai persyaratan nasional
b.    Sebagai dasar dari sebagian atau seluruh persyaratan nasional
c.    Sebagai benchmark bagi negara-negara yang menetapkan sendiri persyaratan nasionalnya
d.   Digunakan oleh pihak yang berwenang untuk mengatur perusahaan domestik dan perusahaan asing
e.    Digunakan oleh perusahaan-perusahaan itu sendiri
Sebagai tambahan, International Organization of Securities Commissions (IOSCO) menginginkan IASB menyediakan IAS yang dapat digunakan dalam penawaran sekuritas multinasional. Baru-baru ini, beberapa bursa saham di beberapa negara mensyaratkan atau memperbolehkan perusahaan yang mengeluarkan saham untuk menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan IAS.
IASC tidak mempunyai kekuasaan memaksa dan harus berlandaskan pada ‘usaha terbaik’ dari anggota-anggotanya. Bagaimanapun juga, pengaruh badan-badan akuntansi profesional dalam pembentukan peraturan akuntansi bervariasi dari negara yang satu ke negara yang lain. Di beberapa negara, seperti Prancis dan Jerman, kekuatan dan detil hukum perusahaan memberikan ruang bagi pengaruh badan-badan akuntansi. Di negara lain, seperti Inggris, Kanada, dan Australia, standar akuntansi diatur oleh badan profesional yang dimiliki IASC. Di AS, dua badan yang secara langsung berkonsentrasi pada pengaturan standar, yaitu FASB dan SEC, bukanlah anggota IASC.
Perjanjian dan tindakan IASC tidak mengakomodasi perbedaan nasional. Oleh karena itu, setiap negara memiliki kelompok pengguna informasi keuangan sendiri (pemilik, kreditor, debitor, pegawai, pemerintah, dan lain-lain), semua yang beroperasi di dalam lingkungan budaya, sosial, hukum, politik, dan ekonomi. Pengguna-pengguna tersebut juga mungkin memiliki kepentingan yang relatif berbeda dari negara ke negara, menciptakan variasi peran akuntansi keuangan dari negara ke negara.
IASC mengeluarkan 41 standar dan IASB telah mengeluarkan 8 IFRS yang mencakup isu-isu seperti pengungkapan kebijakan akuntansi, laporan arus kas, depresiasi, informasi yang harus di ungkapkan, informasi perubahan posisi keuangan, unsusual item, prior period items dan perubahan kebijakan akuntansi, penelitian dan pengembangan, pajak atas income, foreign exchange, kombinasi bisnis, dan pengungkapan pihak-pihak yang terkait.

Pengaturan Standar Akuntansi Internasional:Sebuah Visi untuk Masa Depan
Pada tahun 1998, FASB mengeluarkan laporan berjudul International Accounting Standard Setting: A Vision for the Future. Pengantar laporan ini mencatat bahwa evolusi dari masyarakat secara globaldisertai dengan banyak implikasi bahwa di masa lalutelah dipertimbangkan area otoritas nasional atau tanggung jawab. Laporan keuangan dan penetapan standar berada di antara implikasi. Laporan tersebut selanjutnyamembahas bagaimana peran FASB ini dapat terus berkembang dan bagaimana struktur dan prosesnya dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai responterhadap kebutuhan dalam perubahan lingkungan internasional dalam konteks tujuan FASB tersebut. Termasuk dalam laporan ini adalah (1) diskusi tentang tujuan FASB dantujuanyang terkait, (2) visi FASB mengenai sistem akuntansi internasionalmasa depan, (3) pembahasan tentang karakteristik dari standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dan (4) diskusi tentang fluktuasi minimum dan karakteristik dari kualitas pembentuk standar akuntansi internasional.
FASB menggambarkan standar internasional sebagai satu set standar akuntansiyang diakui secara internasional yang dapat diterima melalui, misalnya, dukungan dari otoritas pasar modal yang relevan dari tiap negaradan melalui penerimaan oleh pengguna laporan keuangan. FASB telah menyimpulkan bahwa apa pun fungsi utama dari standar internasional, penggunaannya akan mempengaruhi pelaporan keuangan di Amerika Serikat, dan, oleh karena itu,FASB harus berpartisipasi dalam proses yang mengarah pada perkembangan mereka. Partisipasi FASB yang berarti dalam pengembangan standar internasional diperlukan untuk memastikan bahwa standar internasional masa depan memiliki kualitas yang cukup untuk dapat diterima di Amerika Serikat. Selain itu,FASB percaya bahwa, untuk jangka panjang, jika sistem akuntansi internasional masa depan akan berhasil dan, akhirnya, mengakibatkan penggunaan dari satu set standar akuntansi berkualitas tinggidi seluruh dunia baik untuk domestik maupun pelaporan keuangan antar negara, pendirian pembuatstandar akuntansi internasional yang berkualitas untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan proses adalah kuncinya.
Untuk tujuan ini, FASB telah menetapkan dua tujuan terkait:
1.    Untuk memastikan bahwa standar akuntansi internasional berada dalamkualitas tertinggi, laporan keuangan berkualitas tinggi adalah laporan keuangan yang menyediakaninformasi yang berguna bagi investor luar, kreditur, dan pengguna lainnya yang membuatkeputusan yang sama tentang alokasi sumber daya dalam perekonomian. FASB telah melakukan konsensus bahwa satu set standar internasional berkualitas tinggi diinginkan karena penggunaannya akan meningkatkan komparabilitas internasional; mengurangi biaya kepada pengguna laporan keuangan, pembuatnya, auditor,dan pengguna lainnya, dan, akhirnya, mengoptimalkan efisiensi pasar modal.
2.    Untuk mempercepat konvergensi standar akuntansi yang digunakan di negara-negara yang berbeda. Konvergensi adalah sebuah tujuan dan proses. FASBmenjelaskan tujuan darikonvergensi sebagai pembuat standar yang berbeda sampaipada standar nasional atau internasional berkualitas tinggi pada topik yang sama semirip mungkin.
FASB percaya bahwa mengorbankan kualitas untuk konvergensi atau fokus pada konsensus dan bukan pada solusi terbaik dalam situasinya akan merugikan konsumen laporan keuangan, yaitupengguna laporan keuangan, dan merongrong kredibilitas dan efisiensidunia pasar modal. Meskipun sulit untuk mendefinisikan “kualitas tinggi,”FASB percaya bahwa sejumlah atribut standar akuntansi berkualitas tinggi dapat diidentifikasi. Satu set lengkap akuntansi yang tidak bias berisistandar yang membutuhkan informasi relevan, dapat dipercaya yang berguna bagi investor luar, kreditur, dan lain-lain yang membuat keputusan serupa akan membentuk satu set standar akuntansi berkualitas tinggi. Setiap standar akuntansi ini harus:
1.    Konsisten dengan panduan yang diberikan oleh kerangka konseptual yang mendasari.
2.    Menghindari atau meminimalkan prosedur akuntansi alternatif, eksplisit atau implisit,karena komparatif dan konsistensi meningkatkan kegunaan informasi.
3.    Jelas dan dipahami sehingga standar dapat dimengerti oleh pembuat dan auditor yang harus menerapkan standar, olehotoritas yang harus menegakkan standar, dan oleh pengguna yang harus berurusandengan informasi yang dihasilkan oleh standar.
4.    Mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikansecara ketat agar peristiwa dan transaksi yang samadiperlakukan sama di seluruh periode waktudan di antara perusahaan.
Secara keseluruhan, laporan keuangan di bawah standar tersebut harus menghasilkan informasi yang transparan. Informasi yang transparan yaitu cukup dalam isi danmudah dipahami sehingga dapat memberikan dasar yang berarti bagi pengambilan keputusan ekonomioleh pengguna laporan keuangan. Informasi yang transparan tidak memberikan informasi tidak jelas (obscure information) yang relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dalam konteks tersebut, satu set standar akuntansi berkualitas tinggi akan menghasilkan informasi akuntansiyang tidak relevan. Informasi yang relevan mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna untuk membentukpenilaian tentang hasilperistiwa masa lalu, sekarang dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya.Informasi tersebut juga harus dapat diandalkan, netral, sebanding, dan konsistenseperti yang didefinisikan oleh FASB.
a.    Reliable: Informasi yang dapat dipercaya (reliable) mewakilidengan tepat tujuan apa yang ingin disampaikan, dan bahwa kualitas keyakinan representasional dapat diverifikasi menggunakan ukuran independen.
b.    Netral:  Informasi yang netral tidak bias terhadap hasil yang telah ditentukan.
c.    Komparabel: Informasi yang komparabel dapat dibandingkandengan informasi serupa tentang perusahaan lain. Informasi dapat dibandingkan jika transaksi dan peristiwa yang sama diperlakukan sama, dan peristiwa dan transaksi yang berbedadicatat secara berbeda pula.
d.   Konsisten: Informasi yang konsisiten dapat dibandingkan denganinformasi yang sama tentang perusahaan yang sama untuk beberapa periode atau beberapatitik waktulain.

IFRS di Amerika Serikat
Selama tahun 2007-2009, SEC telah mengambil beberapa langkah untuk mengakui IFRS sebagai satu set standar pelaporan keuanganberkualitas tinggi. Langkah-langkah ini termasuk penghapusan rekonsiliasi dengan GAAP AS oleh penerbit swasta asing yang menggunakan IFRS dan penerbitan sebuah “roadmap” yang diusulkan untuk penggunaan IFRS oleh pendaftar domestik AS. Selain itu, SEC telah mendukung upaya konvergensi dari Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB.
Pada bulan November 2007, SEC memilih untuk memungkinkan emiten swasta asing untuk menggunakan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan mereka tanpa merekonsiliasikannyadengan GAAP AS. Aturan ini berlaku efektif pada tanggal 4 Maret 2008, untuk tahun fiskal yang berakhir setelah November 15, 2007. Oleh karena itu, kalender-akhir tahun emiten swasta asing tidak harus membuat rekonsiliasi pada laporan keuangan tahun 2007 mereka. SEC menyatakan bahwa, dengan satu pengecualian, laporan keuangan sebuah emiten swasta asing sepenuhnya harus mematuhi versi IASB dari IFRS.
Pada tanggal 14 November 2008, SEC mengeluarkan “roadmap” IFRS,sebuah tonggak menguraikan bahwa, jika tercapai, dapat menyebabkan transisi wajib untuk IFRS dimulai pada tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah 15 Desember 2014. Roadmap ini juga berisi usulan perubahan aturan yang akan memberikan emiten AS tertentu pilihan awal untuk menggunakan IFRS dalam laporan keuangan untuk tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah tanggal 15 Desember 2009. Surat komentar yang diterima dariproposal roadmap umumnya mendukung tujuan SEC mengenai satuset standar akuntansiberkualitas tinggi yang diterima secara luas, namun, terdapat pandangan berbeda tentang cara untuk mencapai tujuan ini. Beberapa responden percaya bahwa penekanan lanjutan pada konvergensi adalah tindakan terbaik, sementara yang lain telah meminta agarSEC menyediakan tanggal tertentu untuk mengadopsi IFRS.
Pada tanggal 11 September 2008, FASB dan IASB mengeluarkan perbaruannota kesepahaman (MOU) yang menggambarkan prioritas dan tonggak terkait dengan penyelesaian proyek besar bersama mereka pada tahun 2011. Meskipun kemajuan yang cukup besar dalam konvergensi dari dua set standar sejak awal MOU dikeluarkan pada tahun 2006, kemajuan dewan pada banyak proyek-proyek besar telah dibatasi karena perbedaan pandangan tentang :
1.    Ukuran agenda dan ruang lingkup proyek
2.    Pendekatan yang paling sesuai, dan
3.    Apakah dan bagaimana isu-isu serupa dalam proyek aktif harus diselesaikan secara konsisten.
Pada pertemuan mereka di Pittsburgh pada September 2009, pemimpin negara G20 menyerukan “badan akuntansi internasional untuk kembali melipatgandakan usaha mereka untuk mencapai satu set berkualitas tinggi, standar akuntansi global dalam konteks penetapan standar-proses independenmereka, dan menyelesaikan proyek konvergensi mereka pada Juni 2011.”Menanggapi para pemimpin G20., FASB dan IASB menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan standar masing-masing dan mencapai konvergensi.(dikutip dari: SEC Comment Letters on Foreign Private Issuers Using IFRSs, December 2009)

IFRS di Indonesia
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsiIFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi penuhIFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat meningkatkanarus investasi.
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1.    Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2.    Tahap persiapan (Tahun 2011)
3.    Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya penyesuaianstandar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap aturan perpajakan,kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan lembaga standarakuntansi Indonesia yang belum independen.

Sumber :
SEC Comment Letters on Foreign Private Issuers Using IFRSs, December 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar