Rabu, 02 November 2016

Resensi & Review Film: The Secret



Film yang berdurasi sekitar 90 menit ini diproduseri oleh Rhonda Byrne dan disutradarai oleh Drew Heriot. Tidak ada jalan cerita yang perlu diikuti secara bertele-tele, karena the Secret dibuat dengan format “kuliah” dari para master dalam bidang filsafat, spiritualitas, motivasi, pengusaha, ahli keuangan, ahli fisika kuantum, dsb. Diselingi dramatisasi singkat atas topik yang diulas. The Secret di Amerika Serikat cukup ramai dibicarakan. Selain mendapat ulasan yang luas di media, the Secret juga antara lain pernah tampil pada acara Larry King November lalu, dan awal Februari 2007 ini akan tampil pada acara Oprah.

Film ini diawali dengan adegan seorang wanita yang sedang mengalami masalah hidup, kalau tidak salah diperankan Rhonda Byrne sendiri. Kemudian dia menemukan sebuah buku yang mengungkapkan rahasia terbesar sepanjang jaman. Yang merupakan jawaban atas segala persoalan yang sedang dia alami. Kemudian, karena penasaran, dimulailah pencarian akan tentang the Secret itu sendiri, yang ternyata di masa lalu dikuasi oleh orang-orang yang telah memberikan sumbangan besar kepada dunia, seperti Newton, Emerson, Beethoven, Edison, Einstein, dsb. Byrne kemudian menemukan beberapa Secret Teacher masa kini, yang akan membeberkan rahasia tersebut.

Film the secret menunjukkan adanya keterkaitan antara apa yang kita pikirkan dengan apa yang akan terjadi dalam diri kita. Sebagai contoh keadaan saat kita memikirkan terlalu dalam tentang bagaimana cara mengatasi kelemahan diri kita, bukan kelemahan itu yang menghilang, akan tetapi semakin kuat dan bahkan menutupi kebaikan kita. Sehingga mendorong kita untuk berfikir tentang hal-hal yang baik saja, dan mengesampingkan hal buruk. Dengan begitu dikatakan bahwa hal buruk akan hilang dan hal baik akan semakin mendekati kita. Satu hal yang ditekankan dalam hal ini adalah dorongan untuk berfikir positif. Dan satu hal yang hilang dalam film ini adalah saat dimana kita berusaha untuk mencapai apa yang kita pikirkan. 

Lantas bagaimana menjaga agar kita selalu memiliki pikiran yang akan membawa hal-hal yang baik dalam hidup kita? Dalam hal ini perasaan memegang peran sangat penting. Misalnya pikiran yang membawa perasaan-perasaan marah misalnya akan membawa hal-hal yang menyebabkan rasa marah. Sementara pikiran yang membawa perasaan cinta, akan membawa hal-hal yang membuat kita tetap memiliki rasa cinta. Latar belakang “ilmiah” dari Law of Attraction ini adalah bahwa pikiran kita adalah gelombang, sebagaimana setiap partikel yang menyusun semesta ini. Sehingga pikiran kita selalu membangkitkan getaran yang akan direspon oleh semesta. Dalam fisika kuantum juga dikemukakan ide bahwa kejadian di luar sana hanyalah samudera kemungkinan- kemungkinan, yang menjadi “realitas” setelah dibentuk oleh pikiran. Jadi pikiranlah yang membentuk “dunia” kita.

Lantas bagaimana memanfaatkan the Secret? Sesederhana Aladdin menggunakan lampu wasiat nya. Kisah Aladdin adalah metafora interaksi antara manusia (Aladdin) dan semesta (digambarkan sebagai Jin). Disaat manusia sudah memutuskan permintaanya, maka semesta akan menjawab dengan: “Your wish is my command!”. Untuk itu proses kreatif yang dapat kita lakukan adalah: Pertama: Ask. Tentukan apa yang kita “minta”. Apa yang kita inginkan untuk wujudkan. Kedua: Believe. Percaya bahwa apa yang kita inginkan sudah dikabulkan. Percaya total diluar apa yang saat ini kita sedang lihat ada alami. Kemudian: Receive. Yaitu Take Action untuk menerima apa yang semesta berikan kepada kita. Proses ini dapat menjadi lebih powerful dengan menerapkan dua hal, yaitu: Gratitude, rasa syukur atas apa yang telah kita dapatkan. Dan Visualisasi, yaitu melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran mental yang kuat, dan disertai perasaan yang mendalam.

Dalam hal ini, teori The Secret untuk terus memikirkan apa yang kita inginkan akan menuntun otak kita untuk mampu menemukan jalan atau menemukan kesempatan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Sebagai contoh, saat seseorang ingin mobil, maka dia akan berfikir saat dia memiliki mobil, apabila orang tersebut sedikit saja mau berfikir, dia akan mendapatkan cara untuk mendapatkan mobil tersebut, entah dengan ikut kuis, menabung, atau sebagainya.
Hal ini terbuktikan dengan percobaan pada atlet yang disuruh berbaring dan berfikir bahwa tubuhnya sedang berlari atau gambarkan ketika sedang mengikuti suatu olimpiade. Dan ternyata pada tubuh seorang altet tersebut otot – otonya berfungsi sebagimna seperti ia berlari ketika mengikuti suatu olompiade.

Film The Secret mengatakan pula bahwa ada tiga fase terkabulnya keinginan lewat teori The Secret, tahap permintaan, tahap pengabulan permintaan, dan tahap penerimaan. Kalau tiga proses tersebut benar terjadi apa adanya, sekali lagi masih bertabrakan dengan keadaan bahwa terkadang permintaan kita tidak terkabulkan, walaupun kita telah melakukannya dengan baik. Dalam film tersebut dinyatakan kita tidak perlu kecewa saat keinginan kita tidak terkabul karena apa yang kita inginkan bukan pasti yang terbaik untuk kita.


Kesimpulannya adalah...
Teori The Secret sebetulnya mengajarkan pada fikiran manusia untuk terfokus pada apa yang diinginkannya sehingga otaknya mau melihat kesempatan yang ada atau memikirkan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar